#NulisJuga Favourite Movie Scenes of Mine

“Visual speaks louder than words”, ujar sebuah iklan billboard dari agensi periklanan kenamaan di kota Jogja. Meskipun tidak seutuhnya setuju dengan kalimat di atas, di sini saya akan berusaha mengamalkannya, karena kali ini saya ingin bernostalgia dengan membuat sebuah daftar yang erat kaitannya dengan aspek visual, yaitu: Movie Scene atau kita sebut saja Scene.

Tanpa perlu basa-basi mengenai apa itu scene, apa itu film, ataupun apa itu aspek-aspek lainnya, mari kita segera melompat ke daftar scene favorit yang berasal dari beberapa film favorit yang pernah saya tonton. Daftar ini berisi tujuh scene film terbaik yang saya pilih dengan metode sesuka-hati-saya bersama tiga scene lain yang saya masukkan ke daftar honorable mention, sebagai kandidat yang sebetulnya pantas untuk masuk ke dalam daftar, namun terpaksa saya singkirkan karena beragam alasan.

Let’s roll!


THE HONORABLE MENTION

“The Meeting” – The Godfather

Salah satu acting perform terbaik sepanjang masa ada di dalam scene ini, ketika Marlon Brando yang beraksi sebagai Vito Corleone bersumpah demi nyawa cucunya, bahwa dia tidak akan membalas dendam kepada keluarga Tattaglia.
Namun, hanya Vito Corleone yang menampilkan akting luar biasa di scene ini, you don’t win the championship with just one remarkable star.

“Russian’s Dick” – The Big Lebowski

Short scene favorit saya, yang telah saya coba tiru berkali-kali di buku catatan saya sendiri.
Namun, terlalu pendek.

“La Marseillaise” – Casablanca

This should’ve been written as ‘honorablest mention’.
Scene
ini akan berada di urutan keempat hingga kedua bila masuk ke daftar. Kegagahan Victor Laszlo yang membakar semangat masyarakat Prancis di bar milik Rick Blaine dalam scene ini benar-benar membuat hati tergetar, hingga terharu saat melihat sang istri, Ilsa Lund, tersenyum melihat kegagahan suaminya. Ketika melihat scene ini, satu hal yang terpikirkan adalah betapa beruntungnya Ilsa Lund yang diperebutkan oleh dua lelaki superkeren.
Namun, tidak ada satu film yang bisa menyumbang dua scene di sini, dan saya lebih memilih scene lainnya.


THE WINNERS

7. “Escape” – The Silence of Lambs

Anthony Hopkins, yang berperan sebagai Hannibal Lecter dalam film ini, memenangkan Oscar sebagai Best Actor meskipun hanya muncul di film selama 16 menit. Hal ini dapat diartikan sebagai: Seluruh 16 menit tersebut adalah scene-scene luar biasa berkualitas, dan menurut saya inilah yang terbaik dari semua.

6. “Pow, You’re Dead” – Who’s Afraid of Virginia Woolf?

Semua orang tengah mabuk. Istrimu bersenda gurau dengan lelaki lain yang membawa istrinya, membicarakan beragam hal buruk tentang dirimu, di ruang tamu rumahmu. Muak dengan situasi tersebut, kau berjalan ke gudang, mengambil sebuah senapan laras panjang yang telah disimpan di tempat tersebut dalam waktu lama. Kembali ke ruang tamu, dengan raut muka keji, kau bidik kepala istrimu, dan.. BANG! Muncullah sebuah payung dari mulut senapan tersebut.
Scene terbaik dari salah satu film black comedy terbaik sepanjang masa.

5. “The Knife” – 12 Angry Men

Meskipun hanya menampilkan empat lokasi dan tiga belas aktor, di mana kedua belasnya berdebat tanpa henti, ada puluhan scene apik dalam film ini. Inilah yang terbaik, permainan mimik dan psikologis yang mengagumkan dari Henry Fonda.

4. “Vito vs Signor Roberto” – The Godfather: Part 2

Berbicara mengenai Robert De Niro dan adegan terbaiknya, publik akan beramai-ramai menunjuk adegan “You talkin’ to me?” dalam film ‘Taxi Driver’ sebagai juaranya. Sure, itu adalah sebuah mahakarya, namun buat saya yang terbaik dari De Niro adalah adegan di atas, ketika De Niro memerankan Vito Corleone muda yang dalam probably the best sequel movie ever. Dalam adegan ini, Vito muda bernegosiasi dengan seorang tuan tanah bernama Signor Roberto agar tidak mengusir seorang wanita tua yang memiliki seekor anjing di rumah kontrakannya. Kombinasi akting menawan dari kedua aktor dan dialog dalam bahasa Italia yang elegan rasanya cukup sebagai alasan mengapa saya lebih memilih ini ketimbang pilihan populer lainnya.

3. “Begbie’s Glass” – Trainspotting

Personally, ini adalah film terbaik sepanjang masa. Saya mungkin telah menonton film dan scene ini puluhan kali, dan tak pernah sedikit pun merasa bosan. Dialog dari buku garapan Irvine Welsh yang classy, aksen Skotlandia yang menawan, dan akting yang menawan dari keenam tokoh utama, terutama trio Ewan Mcgregor (Renton), Johnny Lee Miller (Sick Boy), serta Robert Carlyle (Begbie), telah menghasilkan sebuah mahakarya yang luar biasa. Jika saya ingin membuat daftar 20 movie scene favorit saya, tak perlu ragu lagi, saya akan memenuhinya dengan scene dari film rilisan tahun 1996 ini, dan scene di atas adalah yang terbaik dari kesemuanya.

“You bring me the fuckin’ cigarette.. And the bag”

2. “As Time Goes By” – Casablanca

Belum pernah dalam hidup saya melihat di layar kaca, sosok aktris yang lebih cantik kemilau ketimbang apa yang ditampilkan oleh Ingrid Bergman dalam adegan ini. Matanya, senyumnya, dan seisi wajahnya begitu compelling, memikat. Lebih dari itu, caranya memaksa Sam yang enggan memainkan ‘As Time Goes By’ karena kesetiaannya kepada Rick Blaine, sangatlah menawan, dari sebuah dialog bertema nostalgia, hingga mendendangkan melodi dengan suara parau nan indahnya. Ah, betapa luar biasa.

Play it Sam, play As Time Goes By

1. “The Young German Singer” – Paths of Glory

Ending scene dari film anti-war tanpa klimaks garapan Stanley Kubrick (saya menunggu klimaks dari film ini selama hampir dua jam, dan ia tidak pernah hadir). Tidak ada kata lain yang dapat menggambarkan scene ini selain: nggrantes. Para prajurit Prancis yang tadinya mengejek sang penyanyi muda tawanan dari Jerman pun tak kuasa menahan tangis karena baris lirik lagu The Faithful Hussar yang membuat mereka teringat kepada keluarga dan istrinya di rumah sana.

Es war einmal ein treuer Husar (Once there was a faithful hussar)
Der liebt’ sein Mädchen ein ganzes Jahr (Who loved his maiden for a whole year)
Ein ganzes Jahr und noch viel mehr (A whole year and even more)
Die Liebe nahm kein Ende mehr (His love wont ever cease)
Und als der Knab’ die Botschaft kriegt (And when he received the message)
Daß sein Herzlieb am Sterben liegt (That his sweetheart dear was dying)
Verließ er gleich sein Hab und Gut (All his goods and chattels he left behind)
Wollt seh’n, was sein Herzliebchen tut (And hastened to his sweetheart dear)